Proses penyusunan urutan surat dalam Al Quran pun ditetapkan dengan cara yang tidak mudah. Hal ini dikarenakan ayat ayat di dalam Al Quran tersebut memanglah turun secara berangsur angsur. Selain itu, ayat yang tertulis pun juga turun secara tidak berurutan dan juga surat yang turun pun juga demikian. Untuk itu, kali ini akan diulas bagamaimana cara penyusunan tersebut berdasarkan beberapa metode. Berikut simak ulasannya.
Sekilas Yang Perlu Anda Tahu Mengenai Ayat Dan Surat
Sebelum membahas lebih jauh mengenai urutan surat yang ada di di dalam Al Quran, Sebaiknya anda pun perlu untuk mengetahui apa maksud dan arti dari ayat dan surat. Seperti yang anda ketahui, ayat sendiri di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI mempunyai arti yakni berupa bagian dari surat di dalam kitab suci Al Quran, dan juga dapat berarti kenyataan yang benar ataupun bukti yang nyata.
Untuk itu, dapat dikatakan ayat yang ada di dalam kitab suci Al Quran merupakan bukti yang terdapat di dalam Al Quran. Oleh sebab itu, sebelum mengetahui bagaimana urutan surat dalam Al Quran, anda pun perlu untuk mengetahui mengenai makna ayat tersebut. Sedangkan secara terminologis, dapat dikatakan surah merupakan sekelompok dari ayat Al Quran yang dapat berdiri sendiri dan juga memiliki permulaan dan juga penutup.
Sejarah Penerbitan Urutan Untuk Surat Yang Ada Di Dalam Al Quran
Dikarenakan Al Quran merupakan sebuah kitab suci yang turun secara berangsur angsur atau tidak langsung turun dalam satu kitab, maka dibutuhkan penyusunan dan juga pengumpulan ayat ayat Al Quran tersebut. Dalam proses penyusunannya tersebut, dapat dikatakan tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan para sahabat nabi tersebut haruslah mengumpulkan ayat ayat tersebut yang tertulis di beberapa media seperti kulit, kertas dan sebagainya.
Untuk itu, terdapat tiga pendapat yang berkaitan tentang proses penyusunan urutan surat dalam Al Quran tersebut. Tiga pendapat tersebut disusun yakni dengan cara ijitihadi, tawqifi dan juga bisa dengan keduanya. Untuk ijtihad sendiri merupakan cara penyusunan yang didasarkan oleh ijtihad dari para sahabat. Sehingga mushaf yang disusun oleh beberapa sahabat tersebut dapat berbeda pula urutannya.
Untuk proses penghimpunannya sendiri pun terdapat dua cara. Ibnu Faris mengatakan bahwa proses pertama tersebut adalah dengan urutan surat diserahkan kepada para sahabat nabi tersebut. Sedangkan untuk proses yang kedua yang dilakukan untuk penghimpunan Al Quran tersebut adalah dengan penghimpunan ayat ayat Al Quran yang ditentukan oleh Rasullah SAW.
Setelah ayat ayat Al Quran yang telah dikumpulkan tersebut barulah dijalankan dengan cara tawqifi. Cara satu ini pun dijalankan dengan cara penyusunan yakni berdasarkan petunjuk yang telah diajarkan oleh nabi Muhammad SAW. Untuk pendapat satu ini pun juga telah berpegang pada riwayat yang telah dinyatakan oleh para sahabat dan juga berdasarkan kesepakatan atas satu mushaf pada masa kepemimpinan Usman bin Affan RA.
Hal ini pun akhirnya menyebabkan mushaf yang berbeda seluruhnya pun dilenyapkan sehingga tersisa hanya satu mushaf yang tunggal. Dalam riwayat muslin pun telah disebutkan jika, Rasullah telah bersabda kepada kami, telah turun kepadakau hizb atau bagian Al Quran, sehingga aku tidak ingin keluar sampai selesai.
Aus bin Hudzaifah pun juga berkata, kami bertanya kepada para sahabat Rasulullah SAW, Bagaimana kalian membagi pengelompokan Al Quran? Mereka pun menjawab, Kami membaginya menjadi tiga surat, lima surat, tujuh surat, sembilan surat, sebelas surat, tiga belas surat, dan hizb Al Mufashshal yaitu dari Surat Qaf hingga akhir.
Selain itu, cara penyusunan urutan surat dalam Al Quran tersebut juga berdasarkan cara ijtihadi. Di dalam dasar pendapat dari penyusunan surat satu ini pun menyatakan Al Quran secara ijtihadi merupakan beberapa mushaf yang dimiliki oleh para sahabat yang dimana dalam pendapat tersebut memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya.
Untuk itu, masing masing dari para sahabat tersebut mengurutkannya berdasarkan tentang apa yang mereka terima dari Rasullah SAW. Hal ini terlihat seperti mushaf milik Ali bin Abi Thalib dimana urutan surat pada mushaf yang dipakai oleh Ali Bin Abi Thalib ini memiliki kesamaan seperti surat yang telah diturunkan oleh Rasullah SAW. Yakni dimana diawali dengan surat Iqra’, yang kemudian dilanjutkan dengan surat Al Mudattsir, lalu Qaf, Al Muzammil, Al Lahab, At Takwir dan juga seterusnya.
Pengurutan yang dilakukan oleh Ali Bin Abi Thalib tersebut berdasarkan surat yang turun melalui nabi Muhammad SAW lewat perantara dari malaikat Jibril. Selain itu, ada pula mushaf yang dimiliki oleh Ubay bin Ka’ab ini dimulai dengan Surat Al Fatihah di awal. Dan kemudian dilanjutkan dengan Surat Al Baqarah, An Nisa, Ali Imram dan Al An’am.
Kemudian ada pula mushaf dari Ibnu Mas’ud dimana penyusunan urutan surat dalam Al Quran tersebut diawali dengan Surat Al Fatihah kemudian Surat An Nisa dan kemudian barulah Surat Ali Imran. Sedangkan ada pula urutan yang memakai sebagian ijtihadi dan juga sebagian tawqifi. Dimana pendapat ketiga ini menyebutkan bahwa penyusunan surat di Al Quran menggunakan dua cara yang telah disebutkan di atas. Dimana disusun secara tawqifi dan juga sebagian lainnya merupakan disusun berdasarkan ijtihadi.
Penyusunan dalam urutan surat dalam Al Quran ini menurut pengarang kitab yakni Manahil Al Irfan, Az Zaeqini memiliki pendapat bahwa pendapat dari ketiga penyusunan untuk Al Quran ini lebih utama dikarenakan ketika ia melihat dua pendapat awal dikatakan bahwa dalil yang digunakan adalah sebagian ijtihadi dan sebagian tawqifi. Untuk itu, disini terjadi perbedaan pendapat tentang surat mana saja yang termasuk tawqifi dan surat mana saja yang termasuk ijtihadi.
Itulah beberapa pendapat dari proses penyusunan urutan yang terjadi di dalam Al Quran. Bagi anda yang ingin bisa belajar dan menghafal Al Quran dengan cepat dan benar, maka anda pun bisa mengunjungi pesantren tahfidz Quran putri, yakni Ummu Habibah yang bisa untuk anda gunakan sebagai referensi untuk belajar membaca dan menghafal Al Quran.