Tujuan Menggunakan Majas Pertentangan

Majas pertentangan adalah gaya bahasa dengan ciri khas yang unik. Iya dalam majas pertentangan, makna akan berbeda 180 derajat dengan kalimat yang diutarakan. Bisa dikatakan dalam majas pertentangan seseorang akan menggunakan kalimat yang maknanya bertentangan dengan artinya. Menggunakan majas pertentangan tentunya haruslah berhati-hati, sebab jika lawan bicara kita tidak memahaminya, maka yang terjadi adalah salah faham. Namun jika kita memahaminya, maka akan ada efek penekanan makna. Majas pertentangan dapat menimbulkan efek penekanan makna dari sebuah kalimat yang diutarakan sehingga orang yang mendengarnya akan lebih terkesan.

Table of Contents

Tujuan Menggunakan Majas Pertentangan

Majas atau gaya bahasa merupakan bentuk kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu guna memunculkan efek-efek tertentu sehingga membuat sebuah kalimat akan semakin hidup. Majas dapat diartikan sebagai penggunaan kata yang melewati batas-batas makna yang lazim atau penggunaan kalimat yang pilihan katanya menyimpang dari makna harfiah. Majas dapat digunakan untuk menarik perhatian pihak lawan bicara ketika kita menggunakannya saat berkomunikasi. Majas juga dapat digunakan untuk meningkatkan efek bahasa sehingga lebih terkesan. Dalam bahasa Indonesia, ada banyak jenis majas yang secara garis besar dikategorikan ke dalam 4 kelompok yakni majas pertentangan, majas perbandingan, majas penegasan, dan majas sindiran. Dalam hal ini kita akan membahas majas pertentangan. Nah untuk mendapatkan berbagai pengetahuan tentang majas, Anda dapat mengakses situs materibelajar.co.id.

Majas pertentangan merupakan majas yang di dalamnya terdapat pertentangan antara kalimat yang diutarakan dengan arti sesungguhnya. Majas pertentangan dibagi menjadi 4 macam yakni majas paradoks, maja antitesis, majas hiperbola, dan majas litotes. Penggunaan maja pertentangan tentunya memiliki banyak tujuan sesuai dengan jenisnya. Adapun tujuan utamanya adalah untuk memperindah sebuah kalimat sehingga menjadi lebih terkesan. Majas pertentangan paradoks biasanya digunakan untuk memotivasi, menutup-nutupi kelemahan, dan sebagainya.

Adapun untuk tujuan majas hiperbola pada umumnya digunakan untuk melebihkan sesuatu, digunakan sebagai motivasi, digunakan sebagi kalimat pemuji, dan lain sebagainya. Sedangkan majas pertentangan antitesis biasanya digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang berbeda dalam satu kalimat agar terlihat sejajar. Untuk majas litotes biasanya digunakan sebagai kalimat untuk menunjukkan sikap rendah diri.

unsplash.com

Macam-macam Majar Pertentangan

Majas pertentangan merupakan majas yang mana antara kalimat yang diutarkan dan makna dibalik kalimat tersebut memiliki perbedaan. Majas pertentangan memiliki 4 macam yakni sebagai berikut:

  1. Majas paradoks

Majas paradok secara bahasa berasal dari bahasa Yunani yakni Para yang artinya pertentangan dan kata Doxa yang artinya pemikiran atau pendapat. Dapat disimpulkan bahwa majas paradox merupakan gaya bahasa yang mengandung kata bertentangan dengan fakta-fakta yang ada. Gaya bahasa ini terkadang dapat menimbulkan kesan aneh bagi lawan bicara. Contoh kalimat yang menggunakan majas paradok adalah sebagai berikut :

  • “Seorang Raja mati kelaparan ditengah kekayaannya yang berlimpah ruah”. Jika kita mengamati kalimat tersebut, tentunya ada hal yang bertentangan yakni kekayaan dan kelaparan. Padahal dengan kekayaan seorang raja bisa membeli makanan sehingga tidak mati karena kelaparan.
  • “Dibalik senyuman Dina yang ramah, terdapat hatinya yang sedang terluka”. Jika kita amati kalimat tersebut maka terdapat pertentangan antara senyum dan hati yang terluka. Sebab pada umumnya ketika hati sedang terluka maka wajah pun akan cemberut.
  1. Majas hiperbola

Majas hiperbola merupakan majas yang mengandung pernyataan yang berlebihan dengan membesarkan kesan pada suatu hal. Dalam majas hiperbola, penggunaan gaya bahasa membesar-besarkan menjadi sebuah kalimat terkadang tak masuk akal dan mungkin sebagian orang akan menyebutnya lebay. Adapun contohnya yaitu sebagai berikut:

  • “Gantunglah cita-citamu setinggi langit, agar jika kamu terjatuh, kamu akan terjatuh diantara bintang-bintang”. Kalimat tersebut mengandung majas hiperbola yakni menggantungkan cita-cita yang setinggi langit. Padahal manusia tentu tidak akan mampu menggapai langit.
  • “Hatiku tersayat ketika melihat dia bersama yang lain”. Kalimat hati tersayat mengandung majas hiperbola, karena memang agak melebih-lebihkan.
pixabay.com
  1. Majas antitesis

Majas ini merupakan majas yang menggunakan dua kata berlawanan yang disandingkan dalam satu kalimat sehingga terlihat kontras. Contoh dari majas antitesis yaitu sebagai berikut:

  • “Disaat suka dan duka, aku akan selalu ada untukmu”. Kalimat tersebut menggunakan majas antitesis yang mana menyandingkan dua kata berlawanan yakni suka dan duka.
  • “Baik berkulit putih atau berkulit hitam, manusia harus mendapatkan perlakuan yang sama”. Dalam hal ini, majas antitesis terdapat pada kalimat “kulit putih dan kulit hitam” sebab keduanya merupakan kalimat yang memiliki arti berlawanan.
  1. Majas litotes

Majas litotes adalah majas yang digunakan untuk menyatakan sesuatu yang kurang dari keadaan yang sebenarnya. Adapun penggunaan majas litotes biasanya bertujuan untuk menunjukkan sikap rendah diri, menghindari sifat sombong, menjaga sopan santun, dan sebagainya terhadap lawan bicara sehingga lawan bicara merasa dihormati. Adapun contoh majas litotes adalah sebagai berikut:

  • “Apa yang kami berikan sebenarnya tidak berarti apa-apa untukmu”. Kalimat “tidak berarti apa-apa untukmu” sedangkan pada kenyataannya barang yang diberikan memiliki nilai yang cukup tinggi. Kalimat tersebut merupakan contoh penggunaan majas litotes, karena mengandung kata yang kurang dari kenyataannya.
  • “Jangan lupa mampir ke gubukku ya”. Kalimat “gubukku” sebagai pilihan bahasa yang digunakan untuk menunjukkan rumah yang sebenarnya mewah merupakan contoh penggunaan dari majas litotes.

Similar Posts