Film Joker yang Pernah Trending dan Penuh Kontroversi

Kemajuan teknologi perfilman membuat produksi adegan akting dengan atris ternama semakin marak dibuat. Seperti dilansir pada website Hantu Baca bahwa banyak sekali film-film nasional maupun internasional dengan keseruan dan adegan yang sempurna. Salah satu film yang sempat menjadi trending di dunia maya yaitu Joker.

Joker merupakan film yang menceritakan tentang keadaan psikologis seseorang. Pada trailer film ini juga ditayangkan bahwa Joker menjadi jahat dengan membuat banyak kerusuhan di kota Gotham. Film yang menceritakan perubahan seseorang karena keadaan mental yang semakin memburuk ini diproduksi di Amerika Serikat pada tahun 2019. Film ini disutradarai oleh Todd Philips dengan pemeran utama yaitu Joaquin Phoenix.

Joker mampu menguasai box office mulai rilisnya pada Oktober 2019. kehadira film ini mampu mengalahkan film garapan Sony Pictures karena Joker meraup keuntungan hingga Rp 1,3 triliun pada pasaran domestik.

Film yang dinilai sangat menarik dan menjadi perbincangan khalayak umum ini ternyata menyimpan beberapa hal di dalamnya. Apa sajakah itu?

Penentuan Aktor hingga Tuntutan Sebagai Peran

Pixabay.com

Berbicara mengenai film layar lebar skala internasional pastinya membutuhkan pemeran yang ahli di bidangnya, menguasai akting dan emosional yang baik. Seperti halnya penentuan aktor dan pemeran lain pada film dengan durasi 122 menit ini. Pemeran Joker dengan nama Arthur Fleck (dalam film) ini menuai pertimbangan yang tidak mudah dari sutradara dan beberapa produser.

Awalnya, Joker 2019 empat akan diperankan oleh Leonardo De Caprio namun gagal dan kemudian digantikan oleh Joaquin Phoenix. Pemilihan Joaquin sebagai pemeran Joker dinilai terlalu dipengaruhi oleh sutradara karena pada awalnya Joaquin enggan memerankan peran ini.

Dengan terpilihnya Jaoquin sebagai pemeran Joker maka tuntutan dari pihak produksi kepadanya juga dinilai tidak mudah. Demi menjalankan peran yang luar biasa ini Joaquin diminta menurunkan berat badannya. Tak tanggung-tanggung, dia mampu menurunkan berat badan hingga 23 kg dengan pengawasan tim dokter.

Joaquin harus pintar dan ahli melakukan perannya sebagai seorang pelawak miskin dan menderita kelainan psikologis serta dijauhi oleh masyarakat. Keadaan itu membuat Joker menjadi psikopat tanpa meninggalkan sisi humor yang dibalut dengan adegan sadis di dalamnya.

Selain itu pemeran tambahan lain seperti Robert De Niro yang memerankan Murray Franklin menjalankan adegannya sebagai pembawa acara sebuah talkshow yang sangat berperan dalam kejatuhan Arthur Fleck hingga akhirnya menjadi orang yang jahat penuh dengan obsesi.

Arthur Fleck dalam film ini juga memiliki ibu dengan nama Penny Fleck yang diperankan oleh Frances Conroy. Dituntut untuk memerankan sebagai seoang ibu yang pada kahirnya juga didiagnosa menderita kelainan jiwa dengan tendensi berdelusi sehingga harus direhabilitasi.

Kontroversi Film Garapan Todd Philips

Pixabay.com

Film yang notabene menceritakan keadaan mental yang jatuh dari seseorang yang tadinya menjadi sumber bahagia karena memiliki pekerjaan sebagai pelawak di kelas bawah Kota Gotham ini dinilai dapat membahayakan beberapa orang yang menontonnya. Dikhawatirkan akan terjadi peniruan adegan oleh orang-orang yang memiliki gangguan kejiwaan. Film yang ditayangkan di berbagai negara dunia ini tentunya telah ditonton oleh jutaan orang dengan keadaan mental yang berbeda-beda.

Suatu film mempunyai kemungkinan terjadinya perilaku yang sama yang bisa membuat orang lain merasa dikucilkan, dibully, dijatuhkan hingga pada akhirnya melakukan hal yang di luar kendali jiwa yang sehat.

Aksi-aksi dalam film tentang psikopat ini mengingatkan sebagian orang pada film sebelumnya tentang aksi penembakan yang dilakukan secara brutal oleh James Holmes pada film The Dark Knight 2012 silam.

Banyak yang mengaitkan film Joker dengan film The Dark Knight yang dibintangi oleh Heath Ledger. Tokoh utama Dark Knight ini meninggal pada tahun 2008 dan memunculkan banyak rumor. Diantaranya yaitu Ledger dianggap terlalu mendalami peran Joker dan tidak bisa keluar dari keadaan tersebut sehingga memutuskan untuk mengkonsumsi narkotika hingga kematian datang kepadanya.

Saat film ini dirilis di Amerika Serikat sempat terjadi kekhawatiran dari pihak kepolisian jika nantinya terjadi penembakan massal saat peluncuran film ini. Bahkan pihak kepolisian memberikan peringatan kepada penduduk Amerika Serikat untuk tidak mengecat wajah dan memakai kostum menyerupai tokoh film tersebut. Karena biasanya di Amerika Serikat banyak orang yang akan memakai kostum yang sama dengan pemera film saat peluncuran beberapa film superhero.

Hal yang menjadi kontroversi selanjutnya yaitu lagu yang dimainkan dalam film tersebut. Berjudul Rock and Roll Part 2 ternyata memiliki kisah suram di belakangnya. Penyanyi lagu tersebut, Garry Glitter pernah dihukum karena kejahatan seksual terhadap anak-anak dan dijatuhi hukuman penjara selama 16 tahun. Hal tersebut membuat beberapa penonton menyayangkan hal itu karena dianggap pihak produksi memberi royalti kepada penyanyi lagu tersebut.

Dengan banyaknya kontroversi mulai dari adegan, dampak keadaan mental penonton hingga lagu yang diputar dalam film tersebut, banyak penjagaan ketat terhadap bisokop-bisokop yang menayangkan Joker. Bahkan ada bisokop yang enggan menayangkan film internasional tersebut, yaitu Bioskop Century Aurora. Karena dikhawatirkan kasus penembakan massal yang terjadi di tempat ini akan kembali terjadi dan membahayakan para penonton dan staf bioskop.

Leave a Comment